Efek Blog
Efek Blog
EVE - Wall-E

Kamis, 23 Mei 2013

Project Based Learning

Desain Penulis: Deskripsi Model PBL / Pembelajaran Berbasis Proyek

Berdasarkan kegiatan pengajar dan pelajar dalam pendekatan PBL, maka PBL yang akan dibuat di dalam lingkungan web terbagi dalam tiga tahapan yakni persiapan, pembelajaran dan evaluasi, tetapi dari tiga tahapan tersebut dapat dideskripsikan menjadi enam tahapan sebagai berikut.
a.Persiapan
Pengajar merancang desain atau membuat kerangka proyek yang bermanfaat dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pelajar dalam mengembangkan pemikiran terhadap proyek tersebut sesuai dengan kerangka yang ada, dan menyediakan sumber yang dapat membantu pengerjaannya. Hal ini akan mendukung keberhasilan pelajar dalam menyelesaikan suatu proyek dan cukup membantu dalam menjawab pertanyaan, beraktifitas dan berkarya. Kerangka menjadi sesuatu yang penting untuk dibaca dan digunakan oleh pelajar. Oleh karenanya, pengajar harus melakukan perannya dengan baik dalam menganalisa dan mengintegrasikan kurikulum, mengumpulkan pertanyaan, mencari web site atau sumber yang dapat membantu pelajar dalam menyelesaikan proyek, dan menyimpannya di dalam web.

b.Penugasan/menentukan topik.
Sesuai dengan tugas proyek yang diberikan oleh pengajar maupun pilihan sendiri, pelajar akan memperoleh dan membaca kerangka proyek, lalu berupaya mencari sumber yang dapat membantu. Dengan berdasar pada referensi alamat web yang berisi materi relevan, pelajar dengan cepat dan langsung mendapatkan materi yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan proyek. Lalu pelajar berupaya berpikir dengan kemampuannya berdasar pada pengalaman yang dimiliki, membuat pemetaan topik, dan mengembangkan gagasannya dalam menentukan sub topik suatu proyek.
Gambar Blok diagram tahapan dalam PBL.
c.Merencanakan kegiatan.
Pelajar bekerja dalam proyek individual, kelompok dalam satu kelas atau antar kelas. Pelajar menentukan kegiatan dan langkah yang akan diambil sesuai dengan sub topiknya, merencanakan waktu pengerjaan dari semua sub topik dan menyimpannya di dalam web. Jika bekerja dalam kelompok, tiap anggota harus mengikuti aturan dan memiliki rasa tanggungjawab. Sedangkan pengajar berkewajiban menyampaikan isi dari rencana proyeknya kepada orang tua, sehingga orang tua dapat ikut serta membantu dan mendukung anaknya dalam menyelesaikan proyek.
d.Investigasi dan penyajian.
Investigasi disini termasuk kegiatan : menanyakan pada ahlinya melalui e-mail, memeriksa web site, dan saling tukar pengalaman dan pengetahuan serta melakukan survei melalui web. Dalam perkembangannya, terkadang berisi observasi, eksperimen, dan field trips. Diskusi dapat dilakukan secara sinkron dan asinkron melalui chating. Lalu penyajian hasil dapat berupa gambar, tulisan, diagram matematika, pemetaan dan lain-lain. Secara rutin, orang tua dan pengajar berkomunikasi untuk memantau kegiatan dan prestasi yang dicapai oleh pelajar.
e.Finishing.
Pelajar membuat laporan, presentasi, halaman web, gambar, dan lain-lain. Sebagai hasil dari kegiatannya. Lalu pengajar dan pelajar membuat catatan terhadap proyek untuk pengembangan selanjutnya. Peserta menerima feedback atas apa yang dibuatnya dari kelompok, teman, dan pengajar. Fasilitas feedback online disajikan untuk memungkinkan setiap individu secara langsung berkomentar dan memberikan kontribusi, dan agar dilihat dan bermanfaat bagi orang lain.
f.Monitoring/Evaluasi.
Pengajar menilai semua proses pengerjaan proyek yang dilakukan oleh tiap pelajar berdasar pada partisipasi dan produktifitasnya dalam pengerjaan proyek.

Pengenalan PBL (Pembelajaran Berbasis Proyek)

PBL (Project based Learning/ Pembelajaran Berbasis Proyek) merupakan metoda belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. PBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan pelajar dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Berikut pengertian PBL menurut beberapa ahli.a. PBL adalah metoda pengajaran sistematik yang mengikutsertakan pelajar ke dalam pembelajaran pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaan authentic dan perancangan produk dan tugas [University of Nottingham, 2003].b. PBL adalah pendekatan cara pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata dan relevan bagi kehidupannya [Barron, B. 1998, Wikipedia].c. PBL adalah pendekatan komprehensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar pelajar melakukan riset terhadap permasalahan nyata. [Blumenfeld et Al. 1991].d. PBL adalah cara yang konstruktif dalam pembelajaran menggunakan permasalahan sebagai stimulus dan berfokus kepada aktifitas pelajar. [Boud & Felleti, 1991]. Metoda ini memiliki kecocokan terhadap konsep inovasi pendidikan bidang keteknikan, terutama dalam hal sebagai berikut :§ pelajar memperoleh pengetahuan dasar (basic sciences) yang berguna untuk memecahkan masalah bidang keteknikan yang dijumpainya,§ pelajar belajar secara aktif dan mandiri dengan sajian materi terintegrasi dan relevan dengan kenyataan sebenarnya, yang sering disebut student-centered,§ pelajar mampu berpikir kritis, dan mengembangkan inisiatif.Ada tiga kategori umum penerapan proyek untuk pelajar, yakni mengembangkan keterampilan, meneliti permasalahan dan menciptakan solusi. Kreatifitas dari suatu proyek membantu perkembangan pertumbuhan individu. Berdasarkan hasil riset bahwa PBL memberikan kemampuan kognitif dan motivasi yang menghasilkan peningkatan pembelajaran dan kemampuan untuk lebih baik mempertahankan/ menerapkan pengetahuan[4]. Pada model PBL pelajar dilibatkan dalam memecahkan permasalahan yang ditugaskan, mengijinkan para pelajar untuk aktif membangun dan mengatur pembelajarannya, dan dapat menjadikan pelajar yang realistis[6]. Pendekatan ini mengacu pada hal-hal sebagai berikut.a. Kurikulum : PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional, karena memerlukan suatu strategi sasaran di mana proyek sebagai pusat.b. Responsibility : PBL menekankan responsibility dan answerability para pelajar ke diri dan panutannya. c. Realisme : kegiatan pelajar difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otentik dan menghasilkan sikap profesional.d. Active-learning : menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan pelajar untuk menemukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri.e. Umpan Balik : diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para pelajar menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman.f. Keterampilan Umum : PBL dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self-management.g. Driving Questions : PBL difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang memicu pelajar untuk berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.h. Constructive Investigations : sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan para pelajar.i. Autonomy : proyek menjadikan aktifitas pelajar sangat penting. A. Pendekatan PBLPendekatan PBL adalah penggunaan proyek sebagai metoda pengajaran/pembelajaran. Para pelajar bekerja secara nyata, seolah-olah ada di dunia nyata yang dapat menghasilkan produk secara realistis. Prinsip yang mendasari adalah bahwa dengan aktifitas kompleks ini, kebanyakan proses pembelajaran yang terjadi tidak tersusun dengan baik. Alternatif penggunaan PBL adalah sesuatu yang sangat berbeda. Dari pengalaman terdapat dua dimensi untuk menggolongkan alternatif PBL : 1) penyelesaian tugas dan pembelajaran pengetahuan yang pokok, 2) manajemen proyek dan pembelajaran ketrampilan secara umum. Aktifitas para pengajar dan para pelajar bertukar-tukar tergantung pada derajat tingkat kendali yang diberikan kepada para pelajar dalam kedua dimensi. B. Peran Pengajar dalam PBLSelama berlangsungnya proses belajar dalam PBL pelajar akan mendapat bimbingan dari narasumber atau fasilitator, tergantung dari tahapan kegiatan yang dijalankan.a. Narasumber§ Menyusun trigger problems.§ Sebagai sumber pembelajaran untuk informasi yang tidak ditemukan dalam sumber pembelajaran bahan cetak atau elektronik.§ Melakukan evaluasi hasil pembelajaran. b. FasilitatorSecara umum peran fasilitator adalah memantau dan mendorong kelancaran kerja kelompok, serta melakukan evaluasi terhadap efektifitas proses belajar kelompok. Secara lebih rinci peran fasilitator adalah sebagai berikut.
  • Mengatur kelompok dan menciptakan suasana yang nyaman.
  • Memastikan bahwa sebelum mulai setiap kelompok telah memiliki seorang anggota yang bertugas membaca materi, sementara teman-temannya mendengarkan, dan seorang anggota yang bertugas mencatat informasi yang penting sepanjang jalannya diskusi.
  • Memberikan materi atau informasi pada saat yang tepat, sesuai dengan perkembangan kelompok.
  • Memastikan bahwa setiap sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self-evaluation.
  • Menjaga agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan.
  • Memonitor jalannya diskusi dan membuat catatan tentang berbagai masalah yang muncul dalam proses belajar, serta menjaga agar proses belajar terus berlangsung, agar tidak ada tahapan dalam proses belajar yang dilewati atau diabaikan dan agar setiap tahapan dilakukan dalam urutan yang tepat.
  • Menjaga motivasi pelajar dengan mempertahankan unsur tantangan dalam penyelesaian tugas dan juga memberikan pengarahan untuk mendorong pelajar keluar dari kesulitannya.
  • Membimbing proses belajar pelajar dengan mengajukan pertanyaan yang tepat pada saat yang tepat. Pertanyaan ini hendaknya merupakan pertanyaan terbuka yang mendorong pelajar mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai konsep, ide, penjelasan, sudut pandang, dan lain-lain.
  • Mengevaluasi kegiatan belajar pelajar, termasuk partisipasinya dalam proses kelompok. Pengajar perlu memastikan bahwa setiap pelajar terlibat dalam proses kelompok dan berbagi pemikiran dan pandangan.
  • Mengevaluasi penerapan PBL yang telah dilakukan.

Perbedaan Kelas PBL dengan Lingkungan Kelas Tradisional

Di dalam kelas tradisional pelajar dikondisikan untuk mendengarkan, menghafal dan belajar termasuk mengajukan pertanyaan. Menghafalkan fakta dan informasi sebenarnya bukan cara untuk belajar tetapi ini biasa dilakukan di suatu kelas tradisional. Sehingga lebih penting mengetahui bagaimana cara memproses informasi dibanding hanya mengetahui fakta yang nyata. Tabel 3.1 Perbedaan kelas PBL dengan Lingkungan Kelas Tradisional[10].
Tradisional
Kurikulum
- Mengacu pada kurikulum yang baku
- Cakupan materi yang lebar
- Menghafal materi tanpa berpikir fakta
Kelas
- Pengajaran dilakukan dengan penempatan pelajar pada tempat duduk yang rapih dan kaku dalam format baris dan kolom.
- Berupaya merangkul semua orang bersama-sama, belajar di langkah dan bobot yang sama
- Berusaha secara individu untuk mencapai target
Pengajar
- Pengajar sebagai pemberi ceramah/ narasumber dan tenaga ahli.
Pelajar
- Bergantung kepada pengajar dalam menyelesaikan intruksi
Teknologi
- Memberikan reward bagi yang menyelesaikan tugas dan sebaliknya memberikan hukuman bagi yang tidak menguasai konsep
Project-based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)

Kurikulum
-Jangka panjang, interdisciplinary, pelajar sebagai pusat perhatian dalam menyimak isu dunia nyata yang menarik perhatian pelajar
-Adanya investigasi dan riset yang mendalam
-Mahami proses, mendorong kemampuan berpikir kritis dan menghasilkan penemuan
Kelas
-Pelajar duduk secara fleksibel, santai dan berkolaborasi di dalam tim.
-Petunjuk pembelajaran fleksibel, banyak perbedaan tingkat dan topik yang dipelajari oleh tiap pelajar
-mendorong pelajar bekerja dalam tim yang heterogen untuk mencapai target
Pengajar
-Pengajar sebagai fasilitator dan menyediakan sumber daya
Pelajar
-bertanggung jawab atas diri sendiri, menggambarkan tugasnya sendiri dan bekerja sebagai anggota suatu tim untuk waktu tertentu dengan suatu target
-Pengajar berfungsi sebagai pemandu
Teknologi
-menggunakan alat yang terintegrasi dalam semua aspek kelas, seperti dalam pemecahan masalah, komunikasi, meneliti hasil, dan mengumpulkan informasi.
Di dalam kelas PBL gaya kelas juga berubah. Lingkungan kelas tidak lagi diatur oleh pelajaran yang kaku, tetapi dikuasai oleh pelajaran yang saling behubungan dan membantu para pelajar mengembangkan keterampilannya sesuai tujuan pembelajaran, kemudian mengijinkan pelajar menggunakan keterampilan itu untuk memecahkan masalah. PBL dapat terintegrasi ke dalam kelas dari semua pokok pembelajaran.

Kegiatan Pengajar dalam Pendekatan PBL

Dalam pembelajaran proyek didesain sebagai suatu kursus dengan komponen: sasaran hasil, isi, sumber daya, penilaian, dan lain-lain. Dalam PBL, instruksi terjadi melalui pelatihan, diskusi, bimbingan, dan lain-lain. Bagian ini sebagai aktifitas  pengajar dalam pendekatan PBL. a.Desain Proyek. Tahap desain proyek adalah sangat pokok. Perancangan yang salah dari Aktifitas  Proyek akan menyebabkan dampak yang tidak baik pada proses belajar pelajar. Pengajar menggambarkan isi, mengatur pertanyaan, hasil pembelajaran, material pendukungan, dan strategi penilaian. Gambar 3.2 menunjukan beberapa aspek dari desain proyek. Aktifitas  ini diselenggarakan oleh suatu tim pengajar dengan disiplin ilmu yang sesuai. Isi (content) : pengajar memutuskan topik apa yang tercakup pada proyek. Proyek yang baik adalah yang cocok untuk lintas disiplin. Proyek pada umumnya dibuat berdasarkan kurikulum baku. Sebagai  konsekuensinya, desain memerlukan sampling kurikulum yang ada dan mengkombinasikan unsur-unsur instruksi dari berbagai disiplin ilmu. Hasil pembelajaran (learning outcomes) : definisi sasaran dan objektifitas pengukuran hasil pengajaran sangat diperlukan. Para pengajar harus menandai pengetahuan pokok dan ketrampilan yang akan diperoleh pelajar. Juga menguraikan keterampilan umum yang ditargetkan oleh proyek. Sasaran hasil pembelajaran harus dipetakan ke aktifitas  proyek. Titik Fokus (focal points) : untuk memotivasi pelajar dan memperoleh keterlibatannya secara penuh, proyek harus dibuat menantang dan berhubungan dengan permasalahan hidup nyata. Pengajar harus menentukan dan mengatur pertanyaan yang akan dihadapi pelajar dan mendorong pelajar untuk menyelesaikan permasalahan. Aktifitas  & deliverables : PBL harus melibatkan para pelajar di dalam aktifitas  yang realistis. Tahap desain menentukan aktifitas  seperti penyelidikan, riset, pemecahan masalah, penggunaan alat bantu, dan lain-lain. Metoda : pengajar juga menentukan cara untuk menerapkan proyek organisasi kelas dan kelompok, pelatihan, dan material pendukung, serta prosedur umpan balik, sumber daya, dan lain-lain. Penilaian (assessment) : strategi untuk mengevaluasi hasil yang dicapai pelajar harus ditentukan. Penilaian  sendiri dan oleh tim ahli mempunyai suatu peran penting dalam pendekatan PBL. b. Monitoring dan pengendalian. Setelah menyelesaikan perencanaan proyek dan sebelum menjalankan kegiatan pelajar, pengajar harus mengorganisir kelas, membentuk kelompok, mengorganisir material, menugaskan pekerjaan, mengorganisir pelatihan, dan jadwal aktifitas . Setelah proyek diberikan dan ketika pelajar melaksanakan tugas proyek, pengajar harus memonitor kemajuan, mengkoordinir aktifitas , dan menyediakan sumber daya yang diperlukan. Pelajar harus mengakses dokumen dan melayani pelajar secara individu dan kelompok. Pelajar juga harus memonitor kerja kelompok dan bila terjadi konflik inter-personal, segera menyelesaikannya. c. Support Di dalam model PBL, instruksi yang terjadi kebanyakan secara tidak langsung. Pengajar dapat memulai dengan instruksi langsung terbatas pada hal-hal yang dasar. Pengajar menyiapkan dan menyediakan selebaran tugas, seperti selebaran penjelasan metodologi, petunjuk, atau petunjuk penggunaan. Juga menyediakan akses kepada material pelajaran dan sumber yang lain, seperti catatan ceramah kuliah, pembicaraan video-taped dan proses; melakukan latihan di tempat kerja dan membuat demonstrasi jika dibutuhkan. Selain daripada itu mengorganisir pembicaraan dan seminar sekitar isu kompleks dengan mengundang tenaga ahli atau para profesional. Instruksi juga terjadi melalui pelatihan. Pelajar senior dapat membimbing ke tingkat yang lebih rendah, serta dapat membantu mengorganisir pekerjaan, keputusan struktur, memecahkan permasalahan dan pengoperasian perangkat. d. Penilaian Penilaian harus disatukan ke dalam aktifitas  proyek. Karena PBL dititik beratkan pada keberhasilan pelajar, evaluasi diri dan oleh tim ahli harus dimasukkan ke dalam strategi penilaian. e. Umpan balik Pengalaman dari implementasi PBL menjadi sesuatu yang berharga, yang memberikan kesempatan untuk melakukan peningkatan kemampuan. Pelajar  dan pengajar dapat menyediakan umpan balik mengenai perencanaan, organisasi, support, dan penilaian proyek. Umpan balik adalah sesuatu yang pokok dalam PBL. Umpan balik dapat dimulai dari para pengajar, pelatih, ahli, klien, dan lain-lain. Presentasi dan diskusi adalah sarana yang baik untuk menjadi umpan balik. Para pengajar harus mengorganisir prosedur umpan balik.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar